PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI KAMPUS MILENIAL ITBI
Tugas Mandiri (TM) 2
Kampus Milenial ITBI
Nama. :Lena Silitonga
Kelas :Pagi
Jurusan: Teknik Industri
*Carilah salah satu jurnal yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas di review (ringkasan) dari jurnal dan dipresentasikan isi dari jurnal tersebut,10/orang*
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pabrik Pembuatan Batu Bata
Abstrak
Perancangan tata letak meliputi pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedi gambar untuk bisa hidup penempatan mesin-mesin, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi, dan semua peralatan yang digunakan dalam proses operasi. Kekurangan dari tata letak yang ada pada pabrik batu bata Pak Simun adalah pengaturan tata letak tiap stasiun kerja yang belum sesuai, karena belum memperhitungkan derajat tingkat kedekatan antar stasiun kerja terlihat pada stasiun kerja tungku yang letaknya berjauhan dengan tempat penjemuran batu bata kering. Apalagi proses pemindahan batu bata yang telah dicetak di meja kerja pada stasiun kerja pencetakan dilakukan secara manual. Ketidakteraturan kondisi tata letak yang ada sekarang dapat berimbas terhadap terjadinya aliran material yang tidak sempurna sehingga memerlukan perancangan tata letak baru untuk mengatur ulang jalur lalu lintas material/barang yang lebih sesuai dengan fungsi masing-masing stasiun kerja. Penyelesaian permasalahan tata letaknya menggunakan metode yang memperhitungkan derajat kedekatan antar stasiun kerja, membangun atau mengubah tata letak dengan mencari total jarak tempuh yang minimal dilalui dalam perpindahan material dalam menemukan solusi terbaik. Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh persentase penurunan panjang lintasan material handling layout alternatif 1 dengan layout awal adalah sebesar 74.8%, sedangkan persentase penurunan panjang lintasan material handling layout alternatif 2 dengan layout awal adalah sebesar 69.5%. Hal ini membuktikan bahwa layout alternatif 1 lebih optimal dibandingkan dengan layout awal dan layout alternatif 2. Hasil ini diperoleh karena tata letak pada layout awal dan layout alternatif 2 terlalu jauh antara stasiun satu dengan stasiun lainnya sehingga lintasan material handling menjadi tidak optimal. Dengan demikian, perancangan ulang layout awal telah mengurangi panjang lintasan meterial handling proses produksi yang sekaligus dapat mengurangi waktu dan biaya proses produksi.
1. Pendahuluan
Perkembangan sistem manufaktur berdampak pada persaingan perusahaan yangcukup ketat. Permasalahan industri tidak hanya menyangkut seberapa besar investasiyang harus ditanam, sistem dan prosedur produksi, namun menyangkut pula dalamperencanaan fasilitas, baik permasalahan fasilitas maupun menyangkut rancanganfasilitas (Susetyo, 2010). Definisi Tata Letak Fasilitas adalah suatu tata carapengaturan fasilitas-fasilitas produksi guna menunjang proses produksi(Wingjosoebroto, 1996). Tata letak secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas-fasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi pada suatuproduksi. Tujuan perancangan tata letak fasilitas yaitu untuk menentukan bagaimanakoordinasi dari setiap fasilitas produksi diatur sedemikian rupa sehingga mampumenunjang upaya pencapaian efisiensi dan efektifitas operasi kegiatan produksi.Pabrik pembuatan bata bata merupakan suatu usaha yang memproduksi batubata. Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai olehmasyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunankonstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pabrik batu bata yang dibangun masyarakat untuk memproduksi batu bataSalah satu industri kecil pembuatan yang ada di sentra pembuatan batu bata.Bata ini dimulai sejak tahun 2000, dimana sekarang terdapat 2 orang keryawan dan 1 orangpemilik yaitu Pak Simun, sedangkan pemilik lahannya bernama Pak Basuki. Jumlahproduksi batu bata pada pabrik ini setiap bulannya adalah 90.000 batu bata. Prosespengerjaan batu bata ini masih dilakukan secara manual, dimana harga batu bata perbuahnya adalah Rp.350; Tata letak fasilitas produksi pada usaha batu bata ini berdasarkan tata letakfungsi/macam proses (process layout) sehingga terjadi kesulitan untukmenyeimbangkan kerja dari setiap fasilitas produksi. Kapasitas produksi yang berlebihpada stasiun kerja tertentu mengakibatkan terjadi penumpukan produk/material sehinggamemerlukan area untuk penyimpanan sementara (work in process storage). Alatmaterial handling yang digunakan untuk memindahkan material pada usaha batu bataini menggunakan alat material handling yaitu manual (manusia), gerobak bak, gerobakkayu dan kendaraan tipe pick-up untuk memindahkan produk batu bata ke pasaran, makaperhitungan yang dilakukan berupa perhitungan jarak material handling danmenghitung ongkos material handling.Kekurangan dari tata letak yang ada sekarang adalah pengaturan tata letak tiapstasiun kerja yang belum sesuai, karena belum memperhitungkan derajat tingkatkedekatan antar stasiun kerja terlihat pada stasiun kerja tungku yang letaknya berjauhandengan tempat penjemuran batu bata kering. Apalagi proses pemindahan batu bata yangtelah dicetak di meja kerja pada stasiun kerja pencetakan dilakukan secara manual.Operator harus mengangkat batu bata yang telah dicetak untuk dijemur di tempatpenjemuran batu bata yang masih basah. Luas area kerja tidak standar sehinggamengganggu keleluasaan gerak dan kenyamanan pekerja, terdapat perpotongan aliranmaterial dan jauhnya jarak antar stasiun kerja yang menimbulkan ongkos material handlingyang lebih.Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusanpermasalahannya adalah bagaimana merancang ulang tata letak fasilitas pabrikpembuatan batu bata sehingga dapat meminimalkan biaya material handling. Tujuanyang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Merancang ulang tata letak fasilitas pabrik batu bata (studi kasus: Kulim, Pekanbaru) sehingga dapat meminimalkan biaya material handling.
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukanpermasalahan, pengumpulan data, melakukan penelitian berdasarkan data yang adasampai dengan penarikan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti. Dalam metodepenelitian direncanakan cara atau prosedur beserta tahapan-tahapan yang jelas dandisusun secara sistematis dalam proses penelitian.
Perhitungan Luas Area Keseluruhan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diestimasikan total kebutuhan areakeseluruhan untuk pabrik. Total kebutuhan area pabrik ini meliputi seluruh areakerja/departemen yang diugunakan selama proses produksi, baik area kerja yang telahrancang ulang maupun area kerja yang memang telah disesuaikan dengan kondisi pabrikdari awal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Area Alocation Diagram (AAD)
Area Alocation Diagram merupakan diagram yang memberikan informasimengenai pemamfaatan area yang tersedia. Di bawah ini merupakan AAD yang dibuatberdasarkan ARD yang telah dirancang pada tahapan sebelumnya.
Hasil Dan Analisis
Layout awal pabrik pembuatan batu bata dapat dilihat pada Gambar 9 dengan luasarea keseluruhan 7555.5 m2 Berdasarkan AAD yang telah dibuat terlebih dahulu makalayout usulan dapat dibuat dengan mudah. Layout usulan ini ada 2 alternatif yang sesuaidengan bentuk AAD, pada layout usulan ini tata letak stasiun kerja diatur sedemikian rupasehingga tercipta aliran material handling yang lebih baik seperti terlihat pada Gambar 10yang merupakan perancangan berdasarkan AAD alternatif 1 dengan luas areakeseluruhan yang dibutuhkan adalah sebesar 2371.28 m2
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data pada bagian sebelumnya makadapat disimpulkan bahwa rancangan ulang tata letak dan fasilitas pabrik pembuatan batubata milik Bapak Simun yang terpilih adalah layout alernatif 1 dengan panjang lintasanmaterial handling 101.8 m, dimana hasil ini lebih efisien dan optimal dibandingkan denganpanjang lintasan material handling layout alternatif 2 dan layout awal. perbandingan panjang lintasan meterial handling antara layout awal, layout alternatif 1, dan layout alternatif 2.Handling layout alternatif 1 dengan layout awal adalah sebesar 74.8%, sedangkanpersentase penurunan panjang lintasan material handling layout alternatif 2 dengan layoutawal adalah sebesar 69.5%. Hal ini membuktikan bahwa layout alternatif 1 lebih optimaldibandingkan dengan layout awal dan layout alternatif 2. Hasil ini diperoleh karena tataletak pada layout awal dan layout alternatif 2 terlalu jauh antara stasiun satu denganstasiun lainnya sehingga lintasan material handling menjadi tidak optimal. Dengandemikian, perancangan ulang layout awal telah mengurangi panjang lintasan meterial handling proses produksi yang sekaligus dapat mengurangi waktu dan biaya proses produksi.
Komentar
Posting Komentar